Sabtu, 26 Desember 2009

Shaum Tasu’a Asyura (9-10 Muharam)

Dasar shaum Asyura (10 Muharram)

Awal di syari’atkannya shaum asyura ketika Rasulullah saw melihat orang-orang Yahudi yang berpuasa pada hari Asyura (tgl 10 Muharam)

Dari Ibnu Abbas ra, ketika Rasulullah SAW tiba di kota Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura (tgl 10 Muharam) maka beliau bertanya: “Hari apakah ini?” mereka menjawab: “ini adalah hari yang baik. Ini adalah hari dimana Allah SWT menyelamatkan bani Israil dari musuhnya, maka Musa AS berpuasa pada hari itu karena bersyukur kepada Allah SWT. Dan kami berpuasa pada hari itu untuk mengagungkannya.” Rasulullah SAW bersabda: “Aku lebih berhak atas Musa daripada kalian.” Maka Rasulullah SAW shaum pada hari itu (shaum Asyura) dan memerintahkan kaum muslimin untuk shaum padanya. [HR Bukhori (no 2004) & Muslim (no 1130)]
Keutamaan shaum Asyura:

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: ”Shaum yang paling utama setelah shaum pada bulan Romadlon adalah shaum pada bulan Muharam. Dan sholat yang paling utama setelah sholat fardlu adalah sholat malam.” [HR Muslim]

Dari Abu Qotadah Al Anshari, bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang shaum hari Arofah, sabdanya: “Ia menebus dosa tahun yang lalu dan yang akan datang.” Ketika ditanya tentang shaum Asyura beliau bersabda: “menebus dosa tahun yang lalu…” [HR Muslim].

Dalam riwayat yang lain (tentang keutamaan shaum Asyura) Rasulullah SAW bersabda: “Aku mengharap kepada Allah untuk menghapuskan dosa setahun yang sebelumnya” [HR Muslim 1162]

Menambahkan shaum satu hari sebelumnya (tgl 9 Muharam)

Ketika telah disyari’atkannya shaum Asyura Rasulullah SAW memerintahkan umatnyauntuk menyelisihi Yahudi agar terhindar dari Tasyabbuh (menyerupai suatu kaum) dengan shaum sehari sebelumnya (yaitu tanggal 9 Muharam) atau sehari sesudahnya (yaitu tanggal 11 Muharam). Atas dasar itu yang paling utama adalah shaum pada hari tanggal 10 Muharam ditambah satu hari sebelum/sesudahnya. Syaikh Utsaimin rhm berkata: Tambahan shaum di hari ke 9 lebih utama dari heri ke 11. Pernyataan beliau diperkuat hadits berikut:

Sahabat berkata: ”Ya Rasulullah, sesungguhnya Asyura itu hari yang diagungkan oleh orang Yahudi & Nasrani.” Maka Rasulullah SAW bersabda: ”Tahun depan InsyaAllah kita akan shaum (juga) pada hari kesembilan.” [HR Muslim No. 1134, dari Ibnu Abbas]

Shaum tgl 9 Muharam merupakan cita-cita Rasululullah saw

Pada hadits :

Sahabat berkata: ”Ya Rasulullah, sesungguhnya Asyura itu hari yang diagungkan oleh orang Yahudi & Nasrani.” Maka Rasulullah SAW bersabda: ”Tahun depan InsyaAllah kita akan shaum (juga) pada hari kesembilan.”

ditambahkan :

Sebelum sampai tahun depan Rasulullah saw telah wafat [HR Muslim No. 1134, dari Ibnu Abbas]

Hadits ini menyatakan keinginan Rasulullah saw untuk shaum di hari yang ke-9 dari bulan Muharam. Tapi belum sempat Rasulullah saw melaksanakannya, ia telah wafat. Namun hadits ini telah menjelaskan secara tidak langsung, bahwa tgl 9 Muharam telah di syari’atkan pula untuk shaum. Oleh karena itu selanjutnya shaum pada tgl 9-10 Muharam dinamakan shaum Tasu’a Asyura.

Hukum shaum Tasu’a Asyura (9-10 Muharam)

Adalah sunnah bagi setiap muslim untuk melaksanakan shaum Tasu’a Asyura. Sebagaimana hadits yang telah disebutkan diatas. Atas dasar ini marilah kita untuk melaksanakan shaum ini sebagai bentuk kecintaan kita kepada Rasulullah saw.

Hanyalah sedikit diantara umat islam yang tau dan mau mengamalkan sunnah ini. Bahkan sunnah ini telah menjadi asing. Padahal Rasulullah saw telah berpesan untuk senantiasa berpegang teguh kepada Alquran dan Sunnahnya.

Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata :” Rasulullah saw bersabda : ” Islam bermula asing, dan akan kembali asing sebagaimana semula. Maka beruntunglah mereka yang terasing. Dalam suatu riwayat ditambahkan ; Rasulullah ditanya, siapakah yang terasing itu ? Beliau menjawab : ”Orang-orang yang tetap berbuat baik di kala moral manusia telah rusak”, dan dalam satu riwayat lain:”Sesungguhnya Rasulullah ditanya tentang Al-Ghuroba, maka Rasul mennjawab: Yaitu orang-orang yang menghidupkan apa-apa yang orang-orang lain matikan sunnahku”. (HR. Muslim)

Berbanggalah bagi mereka yang terasing !
Wallahu a’lam bishoab

by : http://ghofar-ppi69.blog.friendster.com/2009/01/shaum-tasu%E2%80%99a-asyura-9-10-muharam/

Mengkaji Al-Qur'an

Saudara-saudaraku rahimakumullahulakum.

Allah Subhanahu Wata’ala Berfirman dalam kitabnya yang
mulia : “ Wahai orang-orang beriman, jauhilah oleh kamu berburuksangka, karena buruksangka itu adalah suatu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan atau aib seseorang, dan janganlah kamu bergunjing sesama kamu, apakah kamu menyukai memakan bangkai daging saudaramu yang sudah (mati, atau busuk),
sedangkan kamu membencinya……”

Dalam satu ayat diatas ada tiga hal yang harus kita
hindari: Pertama berburuksangka, kedua mencari-cari aib atau kesalahan orang lain, ketiga bergunjing.

Bagaimana dengan berburuksangka dan bagaimana
menghindarinya?

Pertama, lebih baik sibukkan cacat diri sendiri ketimbang cacat orang lain
Kedua, utamakan berbaik sangka lebih mendominasi pada pikiran kita apabila kita melihat suatu hal yang bisa jadi kita belum mengetahuinya, atau kita tidak menyukainya..
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa untuk menghindari buruksangka, maka berikan obsesi puluhan…oh..mungkin ia begini,..oh..mungkin ia begitu..oh..mungkin…dst..

Seorang ulama, maaf saya lupa namanya, namun ia ulama salaf mengatakan : “Berbaiksangka itu akan menenangkan jiwa dan hati kamu, menghindari sakit hati, walaupun dalam sangka baik itu tidak benar adanya, namun kebaikan tetap pada dirimu, sementara buruksangka itu
akan menghitampekatkan hati kamu, membuat jiwamu risih, sibuk urusan orang lain, sementara dirimu terlupakan, walaupun buruksangka yang kamu lakukan itu benar adanya, namun tetap itu tak akan pernah
menguntungkan dirimu”

Bagaimana dengan mencari-cari kesalahan dan aib orang
lain?

Ingatlah sebuah peringatan “ Intropeksi diri kamu sebelum kamu mengintropeksi orang lain”. Dalam sebuah hadist shahih Rasulullah bersabda : “ Barangsiapa yang menutupi aib seseorang, kelak diakhirat Allah akan menutupi aibnya”.membuka aib seseorang dengan tujuan
menjadikan suatu pelajaran untuk yang lainnya dibolehkan dalam Islam.

Namun untuk menjatuhkannya, menghalangi, menggeserkan, melengserkan, serta tujuan jelek dunia lainnya, apalagi landasannya bukan keikhlasan, tetapi rasa lebih tinggi,lebih berjasa, lebih berjabat, lebih berkuasa, lebih memiliki, lebih tua, lebih berilmu dan
lebih segala-galanya, dilarang dalam Islam.

lihatlah firman Allah tentang celakanya Abu Lahab dan istrinya yang suka merusak dakwah Rasulullah dengan menghalangi beliau berdakwah berbagai cara, hanya dikarenakan tidak suka Islam maju, merasa
disaingi oleh saudara sendiri, dan merasa dialah yang lebih berhak memiliki, berjasa dan berkuasa, dan zaman semacam Abu Lahab dan istrinya ini akan terus ada sampai kapanpun dan oleh siapapun hanya caranya saja yang berbeda..

Namun dengan sengaja membuka-buka aib seseorang, suami/istri sangat-sangat dibenci dalam Islam, kecuali seorang suami/istri meminta fatwa(jalan keluar dalam problema RT), karena pernah terjadi beberapa
orang perempuan mengadu pada Siti Aisyah dan menceritakan kekurangan atau aib suaminya masing-masing, tujuannya adalah bagaimana penyelesaiannya, atau tujuan baik tertentu, bukan
suatu bentuk kekesalan, atau kebencian saja, karena Rasulullah bersabda “ sejelek-jelek manusia adalah mereka yang membeberkan aib pasangannya”(silahkan dibuka shahih Bukhari Muslim kisah dan hadist ini,
sangat panjang lafaznya)..

Bagaimana dengan bergunjing?

Apa itu gunjing? Rasulullah bertanya pada para sahabatnya : “ Tahukah kamu apa itu ghibah? “, sahabat menjawab “ Allah dan RasulNya lebih
mengetahui”.Kemudian ulas Rasulullah lagi “ Engkau menyebutkan tentang saudaramu pada oang lain, atau sesame kamu (dibelakangnya), apa-apa yang tidak ia sukai mendengarnya”. Ditanya lagi : “ Ya Rasulullah, bagaimana apabila yang disebutkan itu benar adanya?”
apabila benar adanya pada dirinya maka kamu telah bergunjing, dan jika tidak benar, kamu telah menuduhnya yang bukan-bukan”

Itulah bahaya dari penyakit ketiga diatas, asal muasalnya bisa dari buruksangka saja, akhirnya dicari-cari kesalahan, kemudian digunjingkan, maka berlipat-lipatlah dosanya, menjadi kelipatan entah
keberapa.

Dalam hal bergunjing ini ada beberapa yang dibolehkan dalam Islam, pertama bertujuan untuk mencheck recheck, kita bertanya dibelakangnya, atau tujuan baik lainnya, serta dibolehkan bergunjing apabila memang orang yang sudah terkenal kejahatannya, atau kejelekannya. (untuk penjelasan lengkap mengenai hal ini bisa dibaca dibuku tafsir-tafsir surah Al Hujuraat)

Demikian semoga bermanfaat buat kita bersama-sama dan mari bulatkan tekad menghindari penyakit-penyakit hati ini, karena sama sekali tidak menguntungkan diri kita sendiri, bahkan sangat-sangat merugikan kita, jangan sampai kita tertanam oleh lobang yang kita gali sendiri, cepatlah menyadari kesalahan dan bertaubat sebelum terlambat, dan untuk dosa sesama manusia harus lah menyelesaikannya dengan manusia itu sendiri dengan meminta maaf kepadanya, ketimbang kelak diakhirat kita
dituntut pertanggungjawaban akan hal ini. Seharusnya masuk surga ngak jadi, terhalang karena banyak hutang pada orang lain. Hutang duit, hutang dosa , hutang kejahatan yang kita lakukan sadar ataupun tidak
sadar, sengaja ataupun tidak sengaja, terang-terangan dan tersembunyi, dan hutang lainnya.

Naudzubillahimindzalik.

Mohon MAaf LAhir dan BAthin
WAssalamu'alaikum


Sabtu, 05 Desember 2009

Retrukturisasi Kepengurusan

SUSUNAN PENGURUS FORUM PERMADANI

Pelindung : Allah SWT

Presiden : M. Haris Ali

Sekretaris Jendral :
Zainal Arifin

Bendahara :
Riecha Fitri Rahayu

Kord. Bid SDM :
1. Angga Vebriana
2. Yovi Fitriana
3. Yanti Munadiah
4. Yanti Suseno

Kord. Bid Sosial :
1. Muhammad Iqbal
2. Dudi Alfatah
3. Kuntadi Punar Bowo
4. Rini Lisnawati
5. Eka Kurniawati

Kord. Bid Ekonomi :
1. Reni Nuryanti
2. Yari Mulyadi
3. Elin Halimatusadiah
4. Neali Zakiyah
5. Diana Widianti
6. Arsy